4 Kesalahan Persepsi Tentang Profesi HRD
Table of Contents
Dalam dunia kerja profesional, profesi HRD yang bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya manusia (SDM) sering disalahpahami dan disalah persepsikan.
Penting untuk diingat, sumber daya manusia atau karyawan adalah aset paling berharga di dalam sebuah perusahaan.
Kesalahan Persepsi Tentang Profesi HRD
Berikut ini adalah empat kesalahpahaman umum tentang profesi HRD dan kebenaran di baliknya:
1. HR hanyalah pekerjaan administratif
Banyak orang melihat pekerjaan HRD sebagai pekerjaan membosankan dan peran birokrasi yang tidak lebih dari mengisi formulir dan dokumen pengarsipan.
Baca Juga: 5 Jenis Fraud dan Cara HRD Mengatasi Kecurangan Karyawan
Pada kenyataannya, pekerjaan HRD memiliki peran strategis penting dalam organisasi dengan merekrut, mempertahankan, dan mengembangkan bakat dari tiap individu dalam organisasi.
Mereka juga menangani masalah kompleks seperti hubungan antar karyawan, keragaman dan inklusi, juga kepatuhan terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan.
2. HR hanya mementingkan kepentingan perusahaan
Kesalahpahaman umum lainnya adalah bahwa HRD selalu memprioritaskan kepentingan perusahaan daripada kepentingan karyawan.
Meskipun benar bahwa HR harus menyeimbangkan kebutuhan organisasi dan karyawannya, tujuan akhir HR adalah menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif bagi semua karyawan.
Inilah pentingnya HRD dalam perusahaan, mereka bekerja untuk memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan adil dan hormat sebagaimana manusia umumnya, dan mereka juga terus mengadvokasi hak dan kesejahteraan karyawan.
3. HR hanya untuk perusahaan besar
Beberapa orang beranggapan bahwa HR hanya relevan untuk organisasi besar dengan departemen HR khusus. Namun, sebenarnya bisnis kecil pun membutuhkan dukungan HR untuk mengelola tenaga kerja atau karyawan secara efektif.
Hal-hal esensial seperti mengembangkan deskripsi pekerjaan, menetapkan standar kinerja karyawan, dan memberikan peluang pelatihan dan pengembangan, berlaku untuk perusahaan manapun baik kecil maupun besar.
Baca Juga: 9 Tugas HRD Perusahaan, Fungsi dan Tanggung Jawabnya
Maka dari itu, jika ada sebuah perusahaan tanpa HRD tentu akan membuat banyak hal di dalam pengelolaan karyawan atau tenaga kerja menjadi tidak seimbang.
4. HRD adalah pemegang keputusan PHK penuh
Banyak orang yang berpikir jika terdapat kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam tubuh organisasi perusahaan, sepenuhnya adalah keputusan dari HRD.
Kenyataannya, pekerjaan HRD hanya memiliki fungsi rekomendasi, tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan sebuah pemutusan hubungan kerja.
Contohnya, jika terjadi PHK secara massal di perusahaan, sebenarnya keputusan sepenuhnya dipegang oleh jabatan tertinggi di dalam organisasi.
Posisi HRD dalam peran strategisnya hanya memberikan rekomendasi kepada manajemen tertinggi untuk melakukan pemutusan hubungan kerja jika memang ada karyawan yang merugikan perusahaan dari sisi kinerja atau bertujuan untuk efisiensi biaya operasional perusahaan.
Kebenaran profesi HRD
Kesimpulannya, profesi HRD jauh lebih kompleks dan berwarna daripada yang disadari banyak orang. Profesional HR memainkan peran penting dalam keberhasilan organisasi dengan mendukung dan mengembangkan karyawan mereka.
Persepsi yang salah tentang HRD dapat menyebabkan kesalahpahaman. Dengan memahami karakter sebenarnya dari profesi HRD, kita dapat lebih menghargai kontribusi berharga dari para profesional HR.
Baca Juga: Contoh KPI HRD dan Perhitungannya
Aplikasi HRD Terbaik dan Terakurat
Bagi Anda yang saat ini berprofesi sebagai seorang HRD, agar membantu Anda dalam mengelola tenaga kerja atau karyawan menjadi lebih efektif dan efisien, Anda dapat menggunakan teknologi aplikasi pengelolaan sumber daya manusia seperti Gadjian dan Hadirr.
Saat ini Gadjian sudah dikenal sebagai aplikasi HRD terbaik di Indonesia dengan fitur terlengkap. Dari mulai penggajian, perhitungan pajak hingga rekrutmen karyawan dapat diakomodir di dalam Gadjian.
Kemudian ditambah dengan aplikasi absensi online dan monitor karyawan lapangan, Hadirr. Maka seluruh urusan administrasi telah terdigitalisasi secara penuh. Dengan begitu, Anda dapat lebih fokus ke pekerjaan-pekerjaan strategis.
