Suka Duka Menjadi SPG

Suka Duka Pengalaman Jadi SPG

SPG atau sales promotion girl sering menjadi ujung tombak direct selling yang langsung berhadapan dengan konsumen. Mereka membantu memperkenalkan produk, membangun hubungan pelanggan, dan memengaruhi keputusan pembelian. Jadi, kerja SPG itu nggak cuma modal senyum ramah doang, tapi butuh skill komunikasi dan pengetahuan produk.

Pekerjaan ini juga perlu ketahanan mental dan kesabaran. Bukan cuma mengejar target penjualan SPG yang tinggi, mereka juga harus tetap profesional menghadapi berbagai tipe dan karakter manusia. Ada yang baik, ada yang iseng, dan ada juga yang “modus” dengan stigma yang merendahkan pekerjaan SPG.

Yuk, simak pengalaman SPG tiga perempuan yang berbagi cerita mereka. Dari kisah nyata ini, kamu bakal tahu bahwa profesi ini jauh lebih kompleks daripada yang pernah dibayangkan banyak orang!

Antara gaji SPG yang menggiurkan dan tantangan mental

Perbedaan Sales TO dan Sales Canvassing

Dewi sudah sering pengalaman jadi SPG otomotif di berbagai event besar, termasuk ajang bergengsi International Motor Show (IIMS) 2024. Baginya, pekerjaan ini adalah peluang emas untuk mendapatkan penghasilan besar di usia muda, sekaligus mengasah kemampuan komunikasi dan pengetahuan produk.

“Kalau event besar seperti IIMS, penghasilan aku bisa sampai Rp2 jutaan per hari. Itu jauh di atas UMR Jakarta, jadi lumayan banget buat aku yang masih kuliah,” cerita Dewi seperti dikutip Liputan6.com.

Namun, di balik gaji besar itu, Dewi harus menghadapi berbagai tantangan yang nggak mudah. Setiap hari, ia harus berdiri berjam-jam, selalu tampil prima dengan make-up dan pakaian yang rapi. Ia harus siap sedia menjawab pertanyaan pengunjung tentang spesifikasi mobil, fitur terbaru, hingga perbandingan dengan produk kompetitor.

“Bukan cuma modal penampilan, aku harus belajar banyak soal produk supaya bisa jawab pertanyaan dengan percaya diri. Kalau nggak, bisa malu sendiri di depan pengunjung,” katanya.

Selain tantangan teknis, Dewi juga harus menghadapi godaan dan komentar tidak sopan dari beberapa pengunjung, terutama laki-laki yang kadang melewati batas.

“Paling sebel kalau ada yang genit, godain, atau ngomong hal-hal aneh. Tapi aku belajar buat nggak baper dan tetap profesional. Aku harus jaga sikap supaya nggak bikin suasana jadi nggak nyaman,” ujarnya.

Dewi mengaku, pekerjaan ini membuatnya lebih kuat mental dan lebih percaya diri. Ia merasa bangga bisa mandiri secara finansial di usia muda. Meski banyak yang memandang sebelah mata, ia yakin pengalaman ini bakal jadi bekal berharga buat masa depan.

Baca juga: Sistem gaji SPG dan contoh perhitungannya

Belajar tahan malu dan tahan banting

Rara, mahasiswi semester akhir di salah satu universitas swasta di Jakarta, sudah dua tahun menekuni pekerjaan sebagai SPG supermarket. Ia memasarkan minuman di berbagai mall besar di Jakarta dan sekitarnya. 

Awalnya, ia hanya ingin mencari uang tambahan untuk membayar biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Namun, siapa sangka, pekerjaan ini memberinya pelajaran hidup yang tak ternilai.

Setiap hari, Rara harus berdiri selama delapan jam di booth minuman, mengenakan “seragam kerja” hariannya. Dengan senyum dan keramahan, ia menawarkan produk minuman kepada pengunjung yang berlalu-lalang. 

Kadang, pengunjung menyambutnya dengan ramah dan membeli produk yang ditawarkan. Tapi tak jarang pula Rara harus menghadapi sikap dingin, bahkan penolakan kasar.

“Ada yang cuek banget, bahkan pernah aku ditolak dengan kata-kata kasar. Tapi aku harus tetap senyum dan bilang ‘terima kasih’. Aku sadar, ini bagian dari tugas SPG dan kerja SPG yang harus aku jalani,” tegas seperti ditulis Kompas.com.

Yang paling berat bagi Rara bukan hanya capek berdiri, tapi juga menghadapi pelanggan iseng yang kadang melewati batas. Pernah suatu kali, seorang bapak-bapak mendekatinya dan menawarkan untuk minum bersama di luar jam kerja. Rara menolak dengan sopan, tapi ia merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.

“Kalau sudah seperti itu, aku belajar untuk tetap tegas dan menjaga jarak. Aku nggak mau pekerjaan ini jadi alasan orang buat nggak menghormati aku,” katanya.

Meski begitu, Rara merasa pekerjaan ini memberinya banyak manfaat. Ia belajar untuk tahan malu, tahan banting, dan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. 

“Dulu aku pemalu, susah ngomong di depan orang. Sekarang aku malah bisa presentasi di kelas tanpa grogi. Semua itu berkat pengalaman jadi SPG,” ujarnya penuh semangat.

Rara juga mengakui, penghasilan dari pekerjaan ini cukup membantu biaya kuliah dan kebutuhan hidupnya. Meski capek, ia merasa bangga bisa mandiri dan membantu keluarganya.

Baca juga: Sales Canvas: Pengertian, Tugas, dan Manfaat

Tekanan target dan pelanggan PHP

Siska, sudah hampir tiga tahun bekerja sebagai SPG gadget di pusat perbelanjaan elektronik di Bandung. Setiap hari, ia harus menawarkan smartphone kepada pengunjung yang datang, bersaing dengan puluhan SPG dari merek lain yang juga ingin menarik perhatian pembeli.

“Orang sering mikir kerja SPG itu gampang, cuma berdiri cantik dan senyum. Padahal, tekanan target SPG itu luar biasa. Kalau nggak capai target, insentif bisa dipotong, bahkan bisa nggak dipanggil lagi,” cerita Siska sebagaimana dimuat Detik.com.

Selain harus menghafal spesifikasi produk, Siska juga sering menghadapi pelanggan yang hanya iseng bertanya tanpa niat membeli—cuma ngajak ngobrol. Tetapi, memang SPO mengharuskan mereka ramah ke siapa pun yang bertanya tentang produk yang ditawarkan.

“Pernah ada yang tanya panjang lebar soal fitur, aku jelasin detail, eh ternyata cuma PHP doang. Itu bikin capek mental, tapi aku harus tetap sabar dan ramah,” katanya sambil tertawa kecil.

Siska mengaku, pekerjaan ini mengajarkannya disiplin tinggi, kemampuan negosiasi, dan cara menghadapi berbagai tipe orang, dari yang santun sampai yang menyebalkan.

“Pengalaman ini bikin aku lebih kuat dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang sebenarnya nanti,” tutupnya.

Baca juga: Peran Sales Engineer dan Skill yang Wajib Dimiliki

Bertahan jadi SPG dengan suka dukanya

Demo Sales yang Sukses

Freya tidak pernah menyangka akan terjun ke dunia SPG. Sebagai sosok yang pemalu, muka bawaan jutek, dan tidak terbiasa berdandan, awalnya ia merasa pekerjaan ini sangat menantang. Tak terasa, hampir empat tahun berjalan, Freya tetap bertahan meski sering terpikir untuk berhenti setelah gajian—kenyataannya nggak jadi resign.

Dalam kesehariannya, Freya harus selalu tampil menarik dan rapi sesuai standar brand yang diwakilinya. “Kadang aku capek banget dandan dan touch up terus, apalagi kalau habis wudhu atau makan, harus makeup ulang lagi,” ujarnya. 

Selain tuntutan penampilan, jadwal kerja yang sering bertepatan dengan hari libur dan akhir pekan membuatnya jarang punya waktu berkumpul dengan keluarga.

Belum lagi, ia harus menghadapi pandangan negatif dan perlakuan tidak sopan dari beberapa pelanggan. Ia pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika seorang pelanggan memberinya kartu hotel secara tiba-tiba. 

“Dikiranya aku ini ‘bookingan’. Padahal aku kerja cari uang halal,” ungkapnya tegas.

Meski banyak tantangan, Freya menemukan banyak hal positif dari pekerjaannya. Ia mengaku menjadi lebih percaya diri dan sabar. Pengalaman ini juga memberinya ilmu marketing dan strategi menarik perhatian pelanggan. Ia juga bangga karena pekerjaannya membuatnya lebih mahir berdandan dan selalu update dengan tren terbaru. 

“Semenjak jadi SPG, aku jadi lebih percaya diri dan sabar. Aku belajar banyak soal marketing dan cara menarik perhatian pelanggan,” katanya.

Optimalkan kinerja SPG dengan Hadirr Sales

Menjadi seorang Sales Promotion Girl (SPG) memang penuh tantangan. Dari mulai dari menghadapi berbagai karakter orang dan tipe pelanggan, mencapai target penjualan SPG, hingga ngurusin administrasi—membuat laporan penjualan harian.

aplikasi monitoring pekerjaan sales lapangan

Agar kerja SPG semakin efektif dan terukur, penggunaan teknologi yang tepat sangat dibutuhkan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tool mobile CRM yang dapat membantu mempermudah pencatatan aktivitas penjualan secara real-time.

Dengan Hadirr Sales, kamu bisa mengelola laporan sales secara digital langsung dari lapangan. Aplikasi sales ini dirancang khusus untuk mendukung kinerja tim sales dalam mencatat data pelanggan, memonitor pencapaian target, serta melaporkan hasil kerja dengan cepat dan akurat. 

fitur crm mobile Hadirr untuk monitoring sales lapangan

Sistem yang terintegrasi dengan sistem absensi online ini memudahkan koordinasi antar tim dan follow-up calon pelanggan sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien. CRM Hadirr Sales juga memudahkan manajer memantau performa secara menyeluruh. 

Jangan biarkan proses administrasi dan pelaporan menghambat produktivitas tim penjualan kamu. Gunakan Hadirr Sales sebagai solusi praktis untuk memaksimalkan kinerja tim sales dan mencapai target penjualan dengan lebih mudah. Yuk, coba aplikasi sales yang praktis dan andal ini!

Coba Hadirr Sekarang

Author

Ari Susanto

Experienced writer with more than 10 years writing experience on business topics, HR, industrial relations and much more.

Latest Posts by Ari Susanto:

Related Post