Cerita Suka Duka Staf Gudang
Di balik kelancaran distribusi barang, ada tangan-tangan cekatan yang sering luput dari sorotan. Mereka adalah staf gudang. Pekerjaan ini sering dianggap sepele—cuma bongkar muat, angkat barang, dan susun stok. Karyawan gudang kerap diremehkan karena identik dengan pekerja “kerah biru”, cuma butuh tenaga, nggak perlu pendidikan tinggi.
Padahal, realitanya pekerjaan di gudang itu cukup kompleks dan menantang—high risk—dan menentukan rantai pasok. Badan capek, lelah, dan tenaga terkuras? Udah pasti. Tapi bukan itu risiko besarnya, tapi barang rusak dan hilang. Mereka sendiri yang harus mengganti.
Handling barang itu nggak mudah. Staf gudang dituntut gesit dan responsif, tetapi di satu sisi mereka juga harus berhati-hati. Apalagi untuk operator forklift. Salah tumpuk barang atau keliru tarik kardus, nggak cuma risiko rusak, tapi bisa bikin kecelakaan kerja.
Artikel ini akan mengupas keseharian staf gudang, berkutat di antar kardus-kardus di rak susun raksasa. Ada cerita gembira, tapi juga banyak sedihnya.
Staf gudang nggak cuma butuh fisik, tapi juga ketelitian
Mulyana sudah tujuh tahun bekerja sebagai staf gudang logistik di kawasan industri Rancaekek, Bandung. Setiap hari, ia datang pukul tujuh pagi, mengenakan rompi hijau dan sepatu safety yang sudah mulai usang. Meski tampak sederhana, pekerjaannya menuntut ketelitian dan kekuatan fisik yang besar.
“Kita nggak cuma mindahin kardus, tapi juga mengatur layout barang supaya efisien, biar hemat tempat dan bisa menampung banyak. Kalau penempatan salah, waktu loading bisa molor dan sebabkan delivery delay,” katanya.
Proses inventory gudang yang rumit membuat Mulyana dan timnya harus bekerja dengan sistem shift. Mulyana pernah menangani satu hari dengan lebih dari 700 item keluar-masuk. Ia mengandalkan buku catatan, barcode scanner, dan ingatan tajam agar tak ada kesalahan.
Ada hal yang membuatnya stres, yaitu kalau ada stok barang tidak sesuai—bisa habis waktu mencari penyebabnya. Apalagi kalau mendekati akhir bulan dan supervisor minta laporan cepat—harus melacak lagi pergerakan barang untuk tahu kenapa ada yang kurang.
Baca juga: 5 Cara Jitu Kelola Gudang Pakai Aplikasi Warehouse Management System
Lembur staf gudang bisa sampai malam
Menjadi staf gudang wanita memang tak umum, tapi Santi membuktikan dirinya bisa bersaing di lingkungan kerja yang didominasi pria. Sudah tiga tahun ia bekerja di gudang ritel besar di Surabaya.
“Awalnya banyak yang meremehkan. Dikiranya aku nggak kuat angkat barang,” katanya. Namun, berkat pelatihan dan pengalaman, Santi justru sering dipercaya menangani area barang pecah-belah karena tingkat ketelitiannya tinggi.
Selain tantangan fisik, Santi juga harus berhadapan dengan deadline distribusi yang ketat. Apalagi saat momen promo besar atau menjelang Lebaran. Ia dan timnya bisa lembur hingga tengah malam, memastikan semua stok tersedia di toko.
“Lembur malam memang nggak mudah. Kerja ditengah rasa ngantuk dan lelah, harus tetap konsentrasi. Tapi ya gimana lagi, risiko pekerjaan.”
Pekerjaan staf gudang penuh risiko
Lukman punya pengalaman pahit saat bekerja sebagai staf gudang bahan bangunan di Bekasi. Suatu hari, ia hampir tertabrak forklift yang tergelincir tergelincir di pintu masuk gudang saat hujan. Sejak itu, ia selalu memastikan jalur forklift bersih dan bebas hambatan.
“Keselamatan kerja itu krusial. Di gudang, lengah sedikit bisa celaka,” katanya. Ia juga menyarankan perusahaan lebih tegas dalam penerapan SOP gudang.
Kini, Lukam menjadi pengawas, namun tak pernah lupa masa-masa awal saat ia harus bongkar muat dan mindahin semen, keramik ubin, dan galon cat tiap hari. Menurutnya, disiplin kerja di gudang itu syarat wajib untuk menghindari kecelakaan kerja.
Tim staf gudang jadi seperti keluarga
Di gudang, kerja tim itu segalanya. Nurul, staf gudang di sebuah pabrik di Semarang, bercerita betapa eratnya hubungan dia sama rekan kerjanya.
“Kami berlima di shift gudang pagi kayak keluarga. Ada yang bawain kopi, ada yang bernyanyi biar nggak ngantuk. Kita saling bantu, mulai dari angkat barang berat sampai ngingetin kalau ada yang lupa pindai barcode,” ujarnya.
“Pernah, aku salah hitung stok dan hampir kena marah bos. Tapi temenku, gercep bantu benerin data sebelum ketahuan,” ceritanya. Dan, ia senang karena punya tim kerja yang solid.
Tapi, nggak selamanya tim itu harmonis. Nurul cerita, pernah ada konflik kecil gara-gara salah paham soal pembagian shift. Ada staf gudang shift malam yang merasa jadwalnya tidak merata, dan cuma ngeluh di belakang. Komunikasi macet. Tapi, akhirnya beres juga setelah didiskusikan bersama.
Baca juga: Cara Efektif Manajemen Transportasi pada Perusahaan
Pekerjaan staf gudang berat, tapi bonus kecil
Kalau ngomongin duka, tekanan deadline adalah musuh utama staf gudang. Deni, yang kerja di gudang logistik di Tangerang cerita soal pengalamannya.
“Musim lebaran itu neraka. Orderan menumpuk, customer minta cepat, tapi tenaga cuma segitu. Pernah aku kerja 12 jam non-stop, lembur terus, cuma istirahat 20 menit buat makan,” keluhnya.
Nah, yang bikin tambah lelah, selain lembur gudang yang panjang adalah gaji yang nggak sebanding sama tenaga yang dikeluarkan. “Bonus cuma Rp500.000, padahal badan rasanya remuk,” katanya.
Soal gaji staf gudang, menurut dia, masih relatif lebih kecil dibanding tanggung jawab pekerjaan. Rata-rata mereka menerima upah sedikit di atas upah minimum untuk level staf. Untuk supervisor dan manajer, gajinya lebih tinggi.
Tapi, ada hal yang bikin Deni bertahan. Ia merasa puas kalau barang sampai ke customer tepat waktu, dan ada review bagus soal pengiriman.
Deni juga bilang, dia belajar banyak soal manajemen waktu dan ketelitian dari kerja di gudang. “Dulu aku orangnya agak ceroboh. Sekarang, tiap barang aku cek dua kali biar nggak salah kirim.”
Baca juga: Review Absensi Perusahaan Distribusi dengan Aplikasi Canggih
Staf gudang juga butuh mental kuat
Kerja di gudang nggak cuma butuh otot, tapi juga mental baja. Sarah, staf gudang di sebuah perusahaan retail, cerita soal pengalamannya hadapi pelanggan rewel.
“Pernah ada customer ‘ngamuk’ karena barangnya telat. Padahal, kami di gudang sudah kerja mati-matian lembur buat ngirim tepat waktu. Tapi ya kami yang kena marah,” ujarnya.
Awalnya ia sering kesal karena pekerjaannya serba salah. Tapi, lama-lama ia sudah kebal dengan tipe pelanggan macam itu. Yang terpenting bagi dia adalah bekerja sesuai SOP agar barang nggak rusak selama di gudang maupun dalam proses pengiriman.
Kepuasan kecil bagi Sarah adalah tiap selesai shift. “Kalau gudang rapi, semua barang udah di-scan, dan truk udah berangkat, rasanya lega banget.”
Staf gudang dituntut nggak boleh melakukan kesalahan
Rudi cerita lagi soal momen dia salah taruh palet barang elektronik yang harganya puluhan juta. “Aku salah baca kode, taruh di zona yang salah, padahal gudangnya super besar dan luas. Cari barangnya sampe tengah malam, deg-degan takut dipecat,” katanya.
Untungnya, bosnya bisa memahami dan cuma ngasih peringatan. Dari situ, Rudi belajar bikin sistem sendiri buat mengecek ulang setiap palet sebelum dipindah. Ia pakai buku catatan kecil, tiap palet ditandai dengan coretan marker agar mudah dikenali lokasinya.
Kesalahan lainnya yang kerap dialami staf gudang adalah lupa update stok. Ini bisa menjadi ‘malapetaka’ dalam penjualan online. Pembeli sudah terlanjur bayar, ternyata stok kosong. Pelanggan komplain, bos marah. Staf gudang kena “semprot” semua!
Adalagi soal packing pengiriman yang asal-asalan dan bisa bikin barang rusak atau cacat saat diterima pelanggan. “Siapa yang harus mengganti barang retur dari pelanggan? Kalau apes yang kita,” kata Rudi.
Kelola staf gudang lebih mudah dengan hadirr
Mengelola staf gudang bukan perkara sepele. Mulai dari penjadwalan shift kerja, pencatatan jam lembur, hingga rekap absensi harian, semuanya membutuhkan sistem yang rapi, efisien, dan mudah dikontrol.
Tanpa dukungan sistem digital, tim HR bisa kewalahan menangani administrasi pekerja gudang yang ritme kerjanya dinamis dan padat. Lalu, apa solusi praktisnya?
Pakai Hadirr. Kenapa Hadirr bisa jadi andalan untuk mengelola karyawan gudang lebih efisien? Ini alasannya:
Fitur absensi online
Melacak kehadiran karyawan—termasuk staf gudang—jadi jauh lebih mudah dengan fitur absensi online Hadirr. Nggak perlu lagi mesin fingerprint mahal atau absensi manual yang rawan dimanipulasi.
Dengan teknologi verifikasi biometrik face recognition dan pelacakan lokasi GPS, Hadirr mencatat kehadiran secara real–time dan bebas kecurangan. Data tersimpan otomatis, siap direkap kapan pun dibutuhkan.
Fitur rekap jam lembur otomatis
Punya staf gudang yang sering lembur? Kamu nggak perlu ribet lagi mencatat manual. Lewat Hadirr, perintah dan persetujuan lembur bisa dilakukan langsung dari aplikasi.
Jam kerja tambahan akan tercatat secara otomatis dan akurat, tanpa perlu form kertas atau hitung-hitungan manual. Mau proses perhitungan uang lembur staf gudang? Data tinggal diimpor ke sistem payroll—lebih cepat, lebih aman.
Fitur jadwal shift kerja
Mengatur jadwal shift bergilir seperti pagi, siang, atau malam secara periodik sering bikin pusing HR? Tenang, Hadirr bisa bantu. Dengan fitur manajemen jadwal shift otomatis, kamu bisa mengatur dan menyusun jadwal kerja staf gudang dengan mudah. Nggak perlu lagi Excel rumit atau corat-coret papan tulis.
Hadirr adalah platform cloud untuk pelacakan waktu kerja, kehadiran, dan produktivitas harian karyawan. Perangkat lunak ini cocok untuk semua sektor industri dan beragam divisi di perusahaan. Cukup satu aplikasi untuk pantau pegawai kantoran, staf gudang, pekerja pabrik, staf lapangan, sales, dan karyawan remote. Lebih efisien!
Penasaran? Yuk, daftarkan perusahaanmu sekarang atau coba gratis dulu!