Pilih Bisnis Retail Franchise vs Mandiri? Ini Plus Minusnya
Memulai bisnis retail bisa menjadi langkah awal yang menjanjikan untuk terjun ke dunia wirausaha. Namun, banyak calon pebisnis dihadapkan pada satu pertanyaan penting: lebih baik membangun bisnis mandiri atau bergabung dengan bisnis franchise yang sudah punya nama?
Kedua model ini memiliki karakteristik berbeda yang perlu dipahami sejak awal. Retail mandiri memberi Anda kebebasan penuh dalam menentukan konsep, merek, dan strategi bisnis.
Di sisi lain, franchise retail menawarkan sistem yang sudah terbentuk dan dukungan dari pusat, meskipun ruang kreativitas dan fleksibilitas lebih terbatas.
Agar tidak salah langkah, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis bisnis retail, serta menyesuaikannya dengan tujuan, sumber daya, dan preferensi Anda.
Artikel ini akan membantu Anda menimbang pilihan dengan baik sebelum memulai usaha retail. Simak selengkapnya di bawah ini!
Baca juga: 15 Ide Bisnis Franchise 2025 dan Tips Memilihnya
2 Tipe Umum Bisnis Retail: Mandiri dan Franchise
Bisnis retail adalah model usaha yang menjual produk secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, bukan untuk dijual kembali. Bisnis ini bisa berupa toko fisik, online shop, hingga warung kelontong di lingkungan sekitar.
Karena langsung bersentuhan dengan konsumen, jenis bisnis ini memiliki peluang besar sekaligus tantangan tinggi dalam membangun loyalitas dan menjaga kualitas layanan.
Secara umum, ada dua tipe bisnis retail yang banyak dijalankan: bisnis retail mandiri dan bisnis retail franchise. Keduanya memiliki sistem pengelolaan yang berbeda dan cocok untuk tipe pelaku usaha yang berbeda pula.
Baca juga: UKM Wajib Tahu! Perbedaan Franchise dan Kemitraan
Bisnis retail mandiri adalah usaha yang dibangun dari nol oleh pemiliknya, mulai dari memilih produk, membangun branding, mengatur sistem operasional, hingga strategi pemasaran. Contoh bisnis retail jenis ini adalah toko baju lokal dengan merek sendiri, kedai kopi independen, atau minimarket milik pribadi.
Sementara itu, bisnis retail franchise adalah bisnis yang dijalankan dengan mengadopsi sistem dari brand yang sudah lebih dulu mapan.
Pemilik usaha (franchisee) cukup mengikuti prosedur dan standar dari pemilik merek (franchisor). Contoh bisnis retail ini, antara lain Indomaret, Alfamart, Kebab Turki Baba Rafi, dan Es Teh Indonesia.
Plus Minus Bisnis Retail Mandiri vs Bisnis Retail Franchise
Memilih membangun usaha retail mandiri atau retail franchise, keduanya memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri. Berikut adalah perbandingan lengkapnya untuk membantu Anda mengambil pilihan terbaik:
1. Merek Dagang
Pada bisnis franchise, pelaku usaha mendapat hak menggunakan merek dagang milik franchisor. Artinya, Anda tak perlu membangun branding dari awal karena brand sudah dikenal oleh pasar. Namun, sisi negatifnya adalah keterbatasan dalam melakukan inovasi. Sebab, Anda harus mengikuti standar operasional yang telah ditetapkan.
Sebaliknya, bisnis mandiri memberi kebebasan penuh dalam menentukan nama brand, produk, dan konsep usaha. Anda bisa berinovasi tanpa batas, tetapi harus bekerja lebih keras membangun kepercayaan pasar dari nol.
2. Strategi Bisnis
Model retail franchise biasanya sudah memiliki sistem dan strategi yang teruji. Anda cukup menjalankan panduan dari franchisor. Risiko kegagalan relatif lebih rendah, tetapi kebebasan untuk mengubah arah bisnis juga terbatas.
Sementara pada retail mandiri, Anda bebas mengatur strategi jangka pendek maupun panjang. Hal ini juga termasuk jika Anda ingin menjual, memodifikasi, atau memperluas bisnis. Namun, tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan Anda.
3. Pemilihan Lokasi
Bisnis franchise biasanya akan membantu dalam proses pemilihan lokasi strategis. Sebab, franchisor tentunya sudah memiliki kriteria lokasi ideal berdasarkan pengalaman dan riset pasar.
Sementara dalam bisnis retail mandiri, Anda perlu menganalisis sendiri lokasi usaha yang potensial. Meski memberi kebebasan lebih, keputusan yang kurang tepat bisa berdampak pada performa penjualan.
4. Penyediaan Bahan Baku (Supplier)
Pada bisnis franchise, biasanya bahan baku sudah disediakan oleh franchisor. Hal ini memudahkan proses pengadaan, tetapi tidak fleksibel karena Anda tidak dapat memilih supplier lain yang harganya mungkin lebih menguntungkan.
Sedangkan dalam bisnis retail model mandiri, Anda bebas menentukan mitra supplier. Anda bisa menyesuaikan harga, kualitas, dan waktu pengiriman sesuai kebutuhan bisnis.
Baca juga: 10 Tips Menjalankan Bisnis Franchise yang Wajib Dipahami
5. Potensi Konflik
Dalam sistem retail franchise, terdapat potensi konflik antara franchisor dan franchisee, terutama jika terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan standar atau perjanjian lisensi.
Untuk retail mandiri, konflik cenderung lebih minim karena Anda tidak terikat dengan entitas lain dalam hal kepemilikan usaha. Interaksi bisnis lebih fokus pada pelanggan dan mitra dagang.
6. Program Pelatihan
Kelebihan utama dari bisnis franchise adalah adanya pelatihan dari franchisor. Hal ini tentu sangat membantu bagi pelaku usaha pemula yang belum memiliki pengalaman.
Sebaliknya, dalam bisnis retail mandiri, Anda harus mengembangkan sistem pelatihan sendiri, baik untuk diri sendiri maupun tim. Hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi pemilik usaha baru.
7. Reputasi dan Popularitas Brand
Bisnis franchise umumnya sudah memiliki reputasi yang dikenal masyarakat luas. Anda bisa langsung menarik pelanggan tanpa harus memulai dari nol. Tapi, jika reputasi brand terganggu oleh outlet lain, Anda ikut terdampak.
Dalam retail mandiri, Anda bertanggung jawab penuh atas reputasi bisnis Anda sendiri. Meskipun butuh waktu dan kerja keras, keberhasilan brand adalah hasil dari upaya yang dapat menjadi kebanggaan tersendiri.
8. Strategi Promosi
Promosi dalam bisnis retail franchise dilakukan secara kolektif. Franchisor biasanya memiliki tim marketing sendiri yang menyusun strategi kampanye nasional. Anda pun mendapatkan keuntungan dari promosi outlet lain.
Berbeda dengan usaha retail mandiri, semua strategi promosi harus diatur sendiri. Jangkauannya lebih terbatas kecuali Anda memiliki anggaran dan sumber daya yang besar untuk memperluas pemasaran.
9. Potensi Keuntungan
Franchise retail biasanya memerlukan biaya awal cukup besar, termasuk pembayaran royalti dan lisensi. Meski menawarkan peluang sukses lebih cepat, beban biaya ini bisa memberatkan di awal usaha.
Sementara itu, dalam bisnis retail mandiri, Anda bisa lebih leluasa dalam mengelola modal dan memaksimalkan margin keuntungan. Anda bebas membuka cabang baru atau bereksperimen dengan model bisnis lain.
Baca juga: Cerita Suka Duka Staf Gudang
Tips Memilih Bisnis Retail yang Tepat
Tidak ada pilihan yang sepenuhnya benar saat memutuskan antara menjalankan bisnis mandiri atau bergabung dengan bisnis franchise. Untuk membantu Anda memilih dengan tepat, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1. Tentukan Tujuan Jangka Panjang
Jika Anda ingin membangun bisnis dari nol dengan identitas sendiri, mengembangkan kreativitas, dan memiliki kontrol penuh atas usaha yang dijalankan, maka bisnis mandiri bisa menjadi pilihan yang tepat.
Namun jika tujuan Anda adalah mendapatkan profit lebih cepat dan mengurangi risiko kegagalan di tahap awal, bisnis retail franchise bisa lebih menguntungkan.
2. Pertimbangkan Waktu dan Skala Pertumbuhan
Model franchise memang memungkinkan Anda untuk langsung memulai bisnis dengan sistem yang sudah siap pakai. Dengan begitu, potensi meraih untung bisa lebih cepat.
Namun, dalam jangka panjang, bisnis retail mandiri lebih memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar. Bahkan, bisa berkembang menjadi brand franchise Anda sendiri di masa depan.
3. Perhitungkan Risiko Bisnis
Bergabung dalam bisnis retail franchise artinya Anda bergantung pada reputasi dan keberlangsungan franchisor. Jika pihak pusat mengalami kerugian besar atau bangkrut, maka bisnis Anda pun ikut terdampak.
Sebaliknya, dalam retail mandiri, Anda sepenuhnya memegang kendali terhadap risiko dan strategi pengelolaannya.
4. Kenali Gaya Kepemimpinan dan Kreativitas Anda
Pahami terlebih dahulu: apakah Anda lebih suka mengikuti sistem dan standar yang sudah ada atau justru menikmati proses membangun sesuatu dari awal dan membuat keputusan sendiri?
Usaha mandiri cocok untuk Anda yang ingin berinovasi dan menjalankan bisnis dengan gaya sendiri. Sementara bisnis retail franchise cocok bagi Anda yang lebih nyaman dengan adanya panduan yang telah ditentukan.
5. Evaluasi Kemampuan Finansial Anda
Perlu dipahami bahwa membeli lisensi franchise biasanya memerlukan modal awal yang besar, termasuk biaya royalti dan peralatan.
Di sisi lain, bisnis retail mandiri bisa dimulai dengan modal yang lebih fleksibel. Meskipun begitu, Anda perlu kerja ekstra dalam membangun branding dan sistem bisnis.
Optimalkan Bisnis Retail Anda dengan Solusi Hadirr
Menentukan pilihan antara bisnis retail mandiri atau bisnis retail franchise bukanlah perkara mudah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting, pilihan tersebut harus disesuaikan dengan visi, modal, dan kapasitas Anda dalam menjalankan usaha.
Namun, terlepas dari pilihan bisnisnya, kelancaran operasional tetap jadi penentu keberhasilan usaha yang utama. Di sinilah aplikasi Hadirr tersedia sebagai solusi praktis untuk mengelola tim dan meningkatkan efisiensi kerja.
Berikut 5 alasan Hadirr layak jadi pilihan:
1. Absensi Real-Time dengan Teknologi GPS dan Face Recognition
Fitur absensi Hadirr memungkinkan karyawan melakukan absensi dari mana saja menggunakan absensi selfie. Teknologi GPS memastikan lokasi absensi valid, sementara face recognition menghindari kecurangan.
2. Cocok untuk Bisnis Retail dengan Sistem Shift dan Karyawan Lapangan
Hadirr ideal untuk bisnis retail yang mengandalkan karyawan shift dan lapangan. Data kehadiran tersimpan aman di cloud AWS, sehingga bisa diakses kapan saja tanpa khawatir kehilangan data.
3. Laporan Absensi Otomatis dan Integrasi ke Sistem Payroll
Semua data kehadiran dapat diolah menjadi laporan otomatis yang langsung bisa diintegrasikan ke sistem payroll, mempermudah proses penggajian dan mengurangi risiko kesalahan administrasi.
4. Fitur Hadirr Sales untuk Memantau Proses Penjualan
Hadirr Sales menyediakan fitur sales pipeline yang memantau tahapan penjualan dari prospek hingga pelanggan tetap. Dengan fitur ini, manajemen penjualan jadi lebih transparan dan terstruktur.
5. Client Visit Tracking dan Monitoring KPI Sales
Fitur client visit tracking otomatis mencatat lokasi dan durasi kunjungan sales, memastikan aktivitas tim selalu terpantau. Dashboard lengkap dan monitoring KPI sales membantu Anda mengambil keputusan bisnis yang cepat dan tepat.
Dengan fitur lengkap, keamanan data berbasis cloud, dan biaya langganan yang fleksibel, Hadirr adalah partner terbaik untuk mendukung operasional dan pertumbuhan bisnis retail Anda. Coba Hadirr sekarang dan rasakan kemudahan manajemen kehadiran serta peningkatan performa penjualan!