Cara Efektif Personalisasi Pelanggan

Cara Efektif Personalisasi Pelanggan

Masih banyak bisnis yang tidak melakukan personalisasi pelanggan dalam kampanye marketing mereka dan memiliki model promosi generik untuk semua orang. Alasannya banyak, antara lain ribet, makan waktu, butuh banyak ide, dan nggak punya sumber daya. Padahal, sebenarnya strategi ini nggak serumit itu, hanya butuh konsistensi dan keberlanjutan.

Sekarang konsumen makin pintar. Mereka tidak lagi sekadar mencari produk atau layanan, tapi juga pengalaman pelanggan yang unik dan relevan. Jadi, kalau kamu mau berebut pasar dan memenangkan hati pelanggan, marketing yang dipersonalisasi itu wajib.

Membangun loyalitas pelanggan bukan cuma soal harga murah atau diskon besar. Tapi tentang bagaimana kamu membuat setiap orang merasa spesial, dipahami, dan dihargai. Yuk, kita bahas caranya di artikel ini.

1. Identifikasi pelanggan bisnismu

Langka pertama personalisasi pelanggan adalah mengumpulkan data. Kamu harus tahu siapa yang membeli produk atau layanan kamu, baik yang datang langsung atau mereka yang ada di balik layar ponsel atau laptop. 

Bukan cuma tahu nama, email, dan nomor telepon. Kamu juga perlu tahu apa kebutuhan mereka? Apa saja yang mereka sukai dalam menggunakan produk kamu? Bagaimana kebiasaan belanja mereka? Dan pertanyaan relevan lainnya.

Mulailah dengan data umum. Usia, lokasi, pekerjaan, atau minat. Lalu, tingkatkan ke analisis perilaku pelanggan. Apa saja yang mereka lihat di website kamu? Produk mana yang paling sering mereka klik tapi tidak dibeli? Kapan terakhir mereka belanja? Semua data ini berharga.

Contoh: Jika kamu punya toko buku online, kamu bisa mencatat genre buku apa yang sering dilihat atau dibeli pelanggan. Misalnya si A suka membeli buku Harry Potter, Narnia, dan Percy Jackson, maka kamu bisa mengirim email merekomendasikan buku-buku petualangan fantasi lainnya saat ada yang baru.

2. Membuat segmentasi pelanggan 

Berdasarkan data yang kamu kumpulkan, kategorikan pelanggan kamu ke dalam kelompok atau segmen pelanggan yang punya karakteristik serupa. Ini namanya segmentasi. Kenapa penting? Agar kamu bisa menawarkan hal berbeda untuk setiap segmen pelanggan.

Misalnya, segmen pelanggan baru butuh email selamat datang dan panduan penggunaan. Sementara segmen pelanggan setia butuh apresiasi dan preview produk baru. Ada juga segmen pelanggan yang tidak aktif yang butuh sentuhan khusus untuk kembali. 

Dengan segmentasi, kamu bisa merancang pesan dan penawaran yang tepat sasaran, bukan sebar email atau pesan WhatsApp membabi buta.

Contoh: Misalnya kamu punya kedai kopi kekinian, maka kamu bisa mengirim email disesuaikan segmen pelanggan, seperti ini:

  • Segmen pecinta single origin:  “Kedai kopi kesayanganmu menghadirkan beans baru dari Indonesia Timur — Flores Manggarai Yellow Caturra dan Arabika Papua Wamena. Yuk, cobain!”
  • Segmen penggemar kopi susu: “Merapat yuk, kita ada varian baru kopi susu less sugar dan kopi susu brown sugar.”
  • Segmen pemburu diskon: “Happy weekend, khusus hari ini ada diskon 20% untuk semua varian kopi susu. Buruan, kuota terbatas!”

3. Personalisasi komunikasi

Personalisasi komunikasi berarti kamu mengirim pesan yang benar, ke orang yang tepat, di waktu yang pas. Misalnya, email personalisasi pelanggan harus menggunakan nama mereka, seolah-olah kamu sedang mengirim surat pribadi. Sapa mereka dengan hangat!

Rekomendasikan produk yang mirip dengan apa yang pernah mereka beli. Kirim ucapan ulang tahun dengan diskon spesial. Atau, ingatkan mereka tentang barang di keranjang belanja yang belum dibayar. Komunikasi yang relevan akan meningkatkan tingkat konversi dan membuat pelanggan merasa diperhatikan. 

Contoh: Spesial bonus poin di hari ultah kamu sebesar 500 poin langsung ditambahkan ke saldo poin kamu. Yuk, tukarkan poin dengan potongan harga di counter.

4. Rekomendasi produk relevan

Ini seperti algoritma di situs belanja online yang selalu memunculkan produk yang sering kita lihat atau kita beli. Kamu perlu melakukan personalisasi pelanggan seperti ini.

Tawarkan produk yang relevan dengan kebutuhan dan kesukaan pelanggan. Ini juga disebut personalisasi rekomendasi. Kuncinya sederhana, setiap pelanggan itu unik. Jadi, jangan lakukan blast email untuk semua pelanggan. Ini akan membuat mereka merasa nggak dipahami.

Contoh: Kamu punya pet shop tapi melakukan blast email ke pelanggan. Yang terjadi seperti ini: pelanggan yang jijik sama reptil menerima penawaran khusus gecko. Pelanggan yang takut anjing mendapat diskon promo harga makanan anjing. Sementara penggemar ikan beta malah dikasih voucher grooming kucing.

5. Personalisasi pelanggan dengan penawaran eksklusif

Diskon itu menarik, tapi diskon yang terasa spesial itu jauh lebih menarik. Jangan hanya memberikan diskon umum untuk semua orang. Berikan penawaran eksklusif berdasarkan riwayat pembelian, status loyalitas, atau momen spesial.

Salah satu yang membuat loyalitas pelanggan tinggi adalah karena mendapat perlakukan spesial dan berbeda dari yang lain. Jadi, berikan mereka pengalaman itu, bisa berupa promo, potongan harga, atau layanan tertentu.

Contoh: Pelanggan yang sudah belanja lebih dari 5 kali di tokomu bisa mendapatkan diskon 25% untuk produk apa saja. Sementara itu, pelanggan yang baru pertama kali belanja hanya dapat diskon 10% untuk pembelian berikutnya.

6. Tingkatkan layanan pelanggan berbasis data

Lakukan personalisasi layanan pelanggan. Itu artinya kamu sudah punya gambaran lengkap tentang pelanggan. Jadi saat mereka menghubungi CS, kamu sudah tahu berhadapan dengan pelanggan seperti apa, nggak perlu bertanya lagi dari awal riwayat pembelian mereka.

Pelanggan itu sering bosan mengulang cerita atau masalahnya, seolah-olah mereka nggak didengarkan dan dipahami. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga membangun kepercayaan pelanggan dan menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli. Pengalaman positif ini adalah fondasi kuat untuk loyalitas jangka panjang.

7. Membangun komunitas pelanggan

Personalisasi pelanggan tidak hanya soal interaksi satu lawan satu. Kamu juga bisa membangun komunitas pelanggan yang loyal. Ajak pelanggan untuk ikut serta dalam survei, beta testing produk baru, atau bahkan grup diskusi eksklusif.

Berikan mereka platform untuk berbagi pengalaman dan memberikan feedback. Dengarkan masukan mereka dan tunjukkan bahwa suaranya didengar. Ini akan menciptakan rasa kebersamaan dan kepemilikan terhadap brand kamu. 

Pelanggan yang merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas akan punya ikatan emosional yang lebih kuat, jauh di atas sekadar transaksi jual beli.

Contoh: Sebuah jaringan toko sepeda terbesar di Indonesia punya komunitas pesepeda di WhatsApp dan aktif melakukan kegiatan gowes bareng yang melibatkan penggemar tipe sepeda roadbike, MTB, hingga gravel — dan mengundang mereka untuk test ride produk baru.

8. Gunakan teknologi digital untuk personalisasi pelanggan

Semua strategi personalisasi pelanggan ini nggak bisa jalan tanpa manajemen data pelanggan yang baik dan dukungan teknologi. Kamu tidak akan sanggup melakukan semua ini secara manual, apalagi jika pelangganmu sudah ribuan orang.

Kamu butuh sistem CRM  atau tool Customer Relationship Management untuk otomatisasi pemasaran. Teknologi ini memungkinkan kamu mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data pelanggan secara efisien. 

Dengan begitu, kamu bisa melakukan personalisasi pelanggan dalam skala besar tanpa harus mengorbankan kualitas interaksi individual. Ini adalah investasi penting untuk membangun loyalitas jangka panjang.

Contoh: Dengan sistem CRM, kamu bisa secara otomatis mengirimkan email ke ribuan pelanggan dengan nama masing-masing dan penawaran personal, nggak perlu mengirimnya satu per satu secara manual.

9. Lakukan penyesuaian strategi personalisasi pelanggan

Personalisasi pelanggan bukanlah proyek sekali jadi, tapi sebuah proses berkelanjutan. Data pelanggan akan terus berubah, preferensi mereka berkembang, dan tren pasar bergeser. Jadi, kamu perlu konsisten dalam menerapkan strategi personalisasi dan terus belajar dari setiap interaksi.

Pantau metrik, minta feedback, dan berani bereksimen dengan pendekatan baru. Perusahaan yang sukses dalam personalisasi adalah mereka yang selalu adaptif dan menjadikan pengalaman pelanggan sebagai inti dari setiap keputusan bisnis. 

Hadirr Sales bantu kamu bangun loyalitas pelanggan 

Karena pentingnya personalisasi pelanggan untuk membangun loyalitas, kamu perlu dukungan teknologi yang tepat yakni software CRM digital. Hadirr Sales merupakan solusi cerdas untuk membantu tim penjualanmu bekerja lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan.

fitur crm mobile Hadirr untuk monitoring sales lapangan

Dengan aplikasi CRM Hadirr Sales, kamu bisa mengotomatisasi banyak hal dan mendapatkan insight penting untuk personalisasi. Ini fiturnya:

  1. Manajemen data pelanggan: Kelola semua data pelanggan kamu di satu tempat. Dari riwayat pembelian, preferensi, hingga setiap interaksi. Ini jadi fondasi kuat untuk memahami siapa pelanggan kamu dan apa yang mereka butuhkan.
  2. Pelacakan penjualan: Hadirr Sales membantumu melacak setiap prospek dan memantau progres mereka di sales pipeline. Kamu jadi tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan pendekatan personal. Fitur ini memastikan kamu nggak kehilangan prospek atau lead.
  3. Riwayat komunikasi terpusat: Semua email, telepon, dan chat dengan pelanggan tercatat rapi. Timmu bisa melihat riwayat interaksi sebelum menghubungi pelanggan, sehingga komunikasi jadi lebih relevan dan seamless
  4. Kolaborasi tim sales: Tim sales yang punya mobilitas tinggi lebih mudah berkolaborasi untuk proyek penjualan dari berbagai lokasi lewat aplikasi. Semua data ditampilkan real-time sehingga semua bisa memantau follow-up dan progres.
  5. Laporan & analisis penjualan: Dapatkan data penjualan lengkap dan akurat, tanpa perlu rekap harian — mengurangi beban tugas sales. Laporan ini bisa membantumu mengidentifikasi tren, segmen pelanggan potensial, dan strategi personalisasi.

Dengan Hadirr Sales, kamu bisa memelihara hubungan pelanggan, membangun loyalitas, dan meningkatkan omzet penjualan berbasis data. Yuk, cobain Hadirr sekarang!

Coba Hadirr Sekarang

Author

Ari Susanto

Experienced writer with more than 10 years writing experience on business topics, HR, industrial relations and much more.

Latest Posts by Ari Susanto:

Related Post